Cara Menghitung Pph Pasal 21

Cara Menghitung Pph Pasal 21

2 min read 23-01-2025
Cara Menghitung Pph Pasal 21

Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh Pasal 21) merupakan pajak yang dipotong langsung dari penghasilan karyawan oleh pemberi kerja. Memahami cara menghitungnya sangat penting, baik bagi karyawan untuk memastikan penghasilan bersih mereka, maupun bagi pemberi kerja untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Artikel ini akan memandu Anda melalui proses perhitungan PPh Pasal 21 secara detail dan mudah dipahami.

Memahami Dasar Perhitungan PPh Pasal 21

Sebelum kita masuk ke detail perhitungan, penting untuk memahami beberapa istilah kunci:

  • Penghasilan Bruto: Total penghasilan sebelum dipotong pajak dan biaya lain. Ini termasuk gaji pokok, tunjangan, bonus, dan kompensasi lainnya.
  • Penghasilan Neto: Penghasilan setelah dipotong pajak dan biaya-biaya lainnya, yaitu penghasilan yang diterima karyawan.
  • PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak): Jumlah penghasilan yang tidak dikenakan pajak. Besarnya PTKP bergantung pada status perkawinan dan jumlah tanggungan.
  • PKP (Penghasilan Kena Pajak): Penghasilan bruto dikurangi PTKP. Hanya PKP yang dikenakan pajak.
  • Tarif PPh Pasal 21: Persentase pajak yang dikenakan pada PKP. Tarif ini bervariasi dan ditentukan oleh pemerintah.

Menentukan PTKP

Besarnya PTKP diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Anda perlu mengetahui status perkawinan dan jumlah tanggungan untuk menentukan PTKP yang tepat. Informasi ini biasanya tersedia di situs web Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Menentukan Tarif PPh Pasal 21

Tarif PPh Pasal 21 juga diatur oleh pemerintah dan dapat berubah. Pastikan Anda menggunakan tarif yang berlaku saat ini. Informasi mengenai tarif ini juga tersedia di situs web DJP.

Langkah-Langkah Menghitung PPh Pasal 21

Berikut langkah-langkah menghitung PPh Pasal 21:

  1. Hitung Penghasilan Bruto: Jumlahkan semua penghasilan Anda dalam satu bulan, termasuk gaji pokok, tunjangan, bonus, dan lainnya.

  2. Tentukan PTKP: Berdasarkan status perkawinan dan jumlah tanggungan, tentukan PTKP Anda sesuai peraturan yang berlaku.

  3. Hitung PKP: Kurangi Penghasilan Bruto dengan PTKP. Hasilnya adalah PKP (Penghasilan Kena Pajak). Jika hasilnya negatif, maka PPh Pasal 21 nya adalah 0.

  4. Hitung PPh Pasal 21: Kalikan PKP dengan tarif PPh Pasal 21 yang berlaku. Tarif ini berbeda-beda tergantung pada besarnya PKP.

  5. PPh Pasal 21 yang Terutang: Hasil perkalian pada langkah 4 adalah PPh Pasal 21 yang harus dipotong dari gaji Anda.

Contoh Perhitungan:

Misalnya, seorang karyawan berstatus menikah dengan dua orang tanggungan memiliki penghasilan bruto Rp 10.000.000 per bulan. PTKP untuk status tersebut adalah Rp 5.400.000. Tarif PPh Pasal 21 yang berlaku adalah 5%.

  1. Penghasilan Bruto: Rp 10.000.000
  2. PTKP: Rp 5.400.000
  3. PKP: Rp 10.000.000 - Rp 5.400.000 = Rp 4.600.000
  4. PPh Pasal 21: Rp 4.600.000 x 5% = Rp 230.000

Jadi, PPh Pasal 21 yang harus dipotong dari gaji karyawan tersebut adalah Rp 230.000.

Peran Pemberi Kerja dalam Perhitungan PPh Pasal 21

Pemberi kerja bertanggung jawab untuk menghitung dan memotong PPh Pasal 21 dari gaji karyawan setiap bulannya. Mereka juga wajib menyetorkan pajak yang telah dipotong ke kas negara. Pemberi kerja biasanya menggunakan program aplikasi perpajakan atau konsultan pajak untuk membantu dalam proses ini.

Kesimpulan:

Memahami cara menghitung PPh Pasal 21 sangat penting bagi karyawan dan pemberi kerja. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menghitung PPh Pasal 21 dengan akurat. Namun, untuk memastikan perhitungan yang tepat dan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku, selalu rujuk pada peraturan terbaru dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Jika Anda memiliki keraguan atau kesulitan, konsultasikan dengan konsultan pajak atau petugas pajak yang berwenang.